Perbedaan Vaksin RNA dan DNA
Vaksin RNA adalah saat vaksin terdiri dari messenger RNA yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merespons virus tertentu. Vaksin DNA terjadi ketika vaksin terdiri dari DNA patogen yang akan memicu respons imun.
Apa itu vaksin RNA?
Vaksin RNA dibuat dari bagian messenger RNA yang dapat menginduksi produksi antibodi pada orang yang menerima vaksin. Vaksin RNA berasal dari mRNA virus melalui proses rekayasa genetika. Vaksin RNA dilakukan dalam bentuk nanopartikel cair yang terdiri dari lipid. Potensi vaksin semacam itu sangat besar, oleh karena itu, banyak penelitian sedang dilakukan tentang pengembangan vaksin RNA untuk memerangi COVID-19. Penemuan mRNA-1273 dari coronavirus menjanjikan untuk pengembangan vaksin RNA selanjutnya untuk merangsang produksi antibodi.
Ide di balik vaksin RNA adalah untuk memicu respons imun di mana limfosit T diaktifkan dan respons dipasang terhadap penyakit virus tertentu. Urutan mRNA adalah kode untuk antigen penyakit; antigen adalah protein yang kemudian akan dikenali oleh sistem kekebalan sebagai benda asing. Antibodi kemudian akan diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap antigen ini.
Kode genetik sudah dalam bentuk transkripsi untuk sintesis protein dalam kasus vaksin ini. Vaksin RNA juga diyakini oleh banyak ilmuwan lebih kecil risikonya dibandingkan vaksin DNA karena tidak akan memengaruhi DNA inang atau bahkan harus masuk ke inti sel inang karena mRNA telah terbentuk. Ini juga berarti proses pembuatan antibodi lebih cepat.
Teknologi ini terbilang baru dan bergantung pada nanoteknologi, dan sejauh ini belum ada satupun yang disetujui oleh FDA untuk digunakan pada manusia. Kerugian lebih lanjut adalah karena hanya sebagian dari mRNA virus yang dapat digunakan, respon imun yang diaktifkan mungkin tidak terlalu kuat. Ini berarti seseorang perlu mendapatkan penguat sesering mungkin untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi. Degradasi RNA menjadi perhatian dan oleh karena itu diperlukan lebih banyak rekayasa dengan zat yang ditambahkan untuk melindungi RNA dan memungkinkan penyimpanan.
Contoh penelitian: Belum ada vaksin RNA yang disetujui untuk digunakan pada manusia, tetapi penelitian sedang berlangsung tentang penggunaan vaksinasi RNA terhadap HIV, cytomegalovirus, rabies, dan juga COVID-19. Sudah ada uji klinis yang menguji keefektifan dan keamanan vaksin COVID-19 berdasarkan messenger RNA.
Apa itu vaksin DNA?
Vaksin DNA menggunakan plasmid yang diubah secara genetik yang berisi sepotong DNA dari virus untuk mengaktifkan respons imun. Vaksin dibuat menggunakan DNA dari virus yang mengkode antigen. Antigen kemudian memunculkan pembentukan antibodi oleh tubuh seseorang yang membantu jika terpapar virus yang dirancang untuk vaksin DNA tertentu.
Plasmid digunakan dan dimodifikasi untuk membawa DNA virus. Plasmid adalah DNA sirkuler dari sel bakteri prokariotik, yang digunakan dalam rekayasa genetika dalam biologi molekuler. Plasmid dimasukkan ke tubuh orang tersebut saat mereka divaksinasi.
Ilmuwan memiliki lebih banyak pengetahuan dan pengalaman bekerja dengan plasmid, sehingga prosesnya agak lebih mudah dibandingkan dengan nanoteknologi yang terlibat dalam vaksin RNA. DNA juga kurang rentan terhadap degradasi dan lebih stabil di laboratorium dibandingkan dengan RNA. Ini membuatnya lebih mudah dan membutuhkan lebih sedikit langkah untuk ekstraksi dan penyimpanan DNA dibandingkan dengan RNA.
Tidak seperti vaksin RNA yang membingungkan, vaksin DNA hanya mengandung DNA. Ini berarti diperlukan langkah ekstra untuk membuat antigen karena mRNA harus ditranskripsi terlebih dahulu dalam nukleus dari DNA. Ini berarti perlu waktu lebih lama untuk memicu respons antibodi.
Contoh penelitian: Vaksin DNA telah diselidiki untuk digunakan untuk mengobati penyakit berikut: malaria, tifus, demam berdarah, TBC, dan kanker. Saat ini, vaksin DNA belum disetujui untuk digunakan pada manusia, meskipun beberapa telah disetujui untuk digunakan pada hewan.
Perbedaan antara vaksin RNA dan DNA
- Vaksin RNA adalah jenis vaksin yang dibuat dari messenger RNA. Vaksin DNA adalah vaksin yang terbuat dari DNA.
- Mekanisme pengiriman vaksin RNA adalah melalui nanopartikel cair. Mekanisme pengiriman vaksin DNA adalah dengan menggunakan plasmid.
- Dalam kasus vaksin RNA, antigen dibuat dengan cepat, dan oleh karena itu, tubuh dengan cepat membentuk antibodi. Untuk vaksin DNA, antigen dibuat lebih lambat, yang berarti produksi antibodi lambat.
- Vaksin RNA tidak stabil dan lebih rentan terhadap degradasi di laboratorium. Vaksin DNA stabil dan tidak mudah rusak.
- Baik vaksin RNA dan DNA didasarkan pada asam nukleat dan digunakan untuk memicu respons imun yang dimediasi sel dan humoral.
- Vaksin RNA sedang dikembangkan untuk digunakan melawan penyakit seperti HIV dan COVID-19.
- Vaksin DNA lebih stabil daripada RNA, tetapi cenderung bekerja lebih lambat.
Itulah beberapa perbedaan vaksin RNA dan DNA. Semoga artikel ini bermanfaat buat Agan, terima kasih atas kunjungannya dan jangan lupa share juga ke teman-teman Agan yah.