5 Kelemahan Hero Obsidia Mobile Legends yang Wajib Diketahui Sebelum Bermain
Meskipun memiliki potensi burst damage tinggi, Obsidia di Mobile Legends memiliki sejumlah kelemahan yang bisa membuatnya rentan di medan pertempuran. Pahami kelemahannya agar tak salah strategi saat bermain.
Dalam dunia Mobile Legends yang penuh persaingan, kehadiran hero baru selalu menarik perhatian. Salah satu yang sedang menjadi sorotan adalah Obsidia, hero marksman dengan gaya bermain unik. Julukan "Sovereign of Dark’s End" melekat padanya berkat kemampuannya menggabungkan mobilitas tinggi, burst damage, dan sistem resource yang tak biasa: Bone Fragments dan Bone Shards.
Namun di balik kehebatannya, Obsidia juga memiliki kelemahan yang cukup fatal jika tidak diperhatikan dengan baik. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang apa saja yang membuat Obsidia bisa menjadi titik lemah dalam tim bila dimainkan tanpa strategi yang matang.
5 Kelemahan Hero Obsidia Mobile Legends
1. Bergantung pada Bone Shards
Salah satu ciri khas dari Obsidia adalah mekanisme resource berupa Bone Fragments dan Bone Shards. Hero ini akan menjadi semakin kuat seiring dengan banyaknya Bone Shards yang dikumpulkan. Setiap shard memberikan tambahan damage dan efek lainnya, yang menjadikan Obsidia sangat mematikan di mid hingga late game.
Namun, hal ini juga menjadi pedang bermata dua. Ketergantungan pada Bone Shards membuat performa Obsidia sangat bergantung pada seberapa banyak ia berhasil mengumpulkannya. Jika Obsidia terbunuh sebelum sempat menyimpan banyak shard, maka kekuatannya akan menurun drastis. Dalam situasi seperti itu, lawan bisa dengan mudah membalikkan keadaan.
2. Posisi yang Salah Bisa Fatal
Hero ini memiliki mobilitas yang cukup baik, tetapi tetap saja sangat rentan terhadap gank atau serangan mendadak. Kesalahan dalam penempatan posisi bisa berakibat fatal bagi Obsidia. Sekali terkena crowd control atau diburst oleh hero assassin, ia bisa langsung tumbang, dan seluruh Bone Shards yang dimilikinya akan hilang.
Oleh karena itu, Obsidia sangat bergantung pada pemahaman posisi (positioning) yang tepat. Ia harus tahu kapan harus menyerang, kapan harus mundur, dan kapan waktu yang pas untuk mengumpulkan Bone Fragments dari musuh yang telah dikalahkan. Jika terlalu agresif tanpa dukungan, Obsidia akan menjadi sasaran empuk.
3. Butuh Timing dan Strategi
Bermain Obsidia tidak bisa sembarangan. Hero ini bukan tipe marksman yang bisa langsung terjun ke medan perang dan berharap damage-nya cukup untuk menghabisi musuh. Timing dalam penggunaan skill dan pemanfaatan Bone Shards sangat krusial.
Sebagai contoh, menyerang musuh sebelum Bone Shards terkumpul optimal justru membuat Obsidia terlihat lemah. Namun jika terlalu pasif, ia akan tertinggal dari segi level maupun item. Kesalahan perhitungan waktu bisa membuat seluruh potensi Obsidia menjadi sia-sia.
Baca juga: Cara Menggunakan Skill Obsidia Mobile Legends Secara Efektif
4. Tidak Cocok untuk Pemula
Kelemahan lain dari Obsidia adalah kompleksitas gameplay-nya. Hero ini tidak disarankan untuk pemain pemula yang belum memahami mekanisme makro dan mikro di dalam permainan. Untuk bisa maksimal menggunakan Obsidia, pemain harus memiliki insting bertempur yang tajam, tahu kapan memanfaatkan kesempatan, dan mampu membaca arah pertarungan.
Berbeda dari marksman lain seperti Layla atau Bruno yang relatif mudah digunakan, Obsidia menuntut ketelitian tinggi. Salah build, salah rotasi, atau salah posisi bisa membuat kontribusinya ke tim nyaris tidak terasa.
5. Lemah di Early Game
Di fase awal permainan, Obsidia tergolong cukup lemah dibandingkan marksman lain. Hal ini karena ia belum memiliki cukup Bone Shards untuk memberikan damage optimal. Situasi ini membuatnya sangat tergantung pada bantuan dari tank atau roamer di lane-nya.
Jika musuh mengetahui kelemahan ini, mereka bisa dengan mudah melakukan tekanan sejak awal dan membuat Obsidia kesulitan berkembang. Dalam banyak kasus, Obsidia bahkan bisa tertinggal jauh dari marksman lawan, baik dari sisi item maupun level.
Kesimpulan: Obsidia memang merupakan hero yang sangat kuat jika dimainkan dengan benar. Potensinya dalam menghasilkan burst damage tinggi serta mobilitas yang baik menjadikannya ancaman serius di late game. Namun, kelemahan-kelemahan seperti ketergantungan pada Bone Shards, posisi yang riskan, dan lemahnya fase early game harus menjadi perhatian serius bagi para pemain.
Untuk dapat menguasai hero ini, diperlukan strategi matang, pemahaman mendalam tentang ritme permainan, serta penguasaan positioning. Tanpa itu semua, Obsidia hanya akan menjadi beban dalam tim, bukan aset.
Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk menggunakan Obsidia di ranked match, pastikan kamu sudah memahami sepenuhnya kelemahan dan cara mengatasi risikonya. Karena satu kesalahan saja bisa menghilangkan seluruh Bone Shards yang kamu kumpulkan dengan susah payah.